Manager/Superintendent adalah seseorang yang dapat mencapai Goals dengan mengorganisir orang lain, oleh karena itu yang menjadi pertimbangan utama adalah penggunaan secara efektif atas seluruh sumber daya yang dimiliki.

Manager, Superintendent dan Foreman semuanya harus mengawasi alokasi sumber daya manusia, mesin dan material. Dalam hal ini, semuanya memiliki peran yang setara. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami dan menerapkan perilaku pemimpin yang efektif dalam seluruh jajaran.

Superintendent berada dalam posisi pertengahan di Management Control System, di mana mereka merupakan pemimpin langsung dari Area Produksi, dan berikut adalah delapan perilaku yang dapat digunakan untuk mencapai Goals yang ditetapkan.

DELAPAN PERILAKU PEMIMPIN YANG EFEKTIF

Memberikan Penugasan

Hal ini merujuk pada cara yang digunakan oleh Superintendent untuk memastikan bahwa harapan manajemen dapat terwujud di Area Produksi.

Dengan menggunakan “SMART Goals,” penugasan dapat disusun sedemikian rupa untuk mempermudah follow-up, pengukuran dan penentuan berbagai penyimpangan yang terjadi. Penjelasan yang diberikan harus mencakup kuantitas, kualitas, dan durasi.

Memberikan Pengarahan

Hal ini harus dilakukan mengikuti setiap penugasan yang diberikan. Hal ini akan memandu tim dalam melaksanakan tugas yang diberikan.

Sebagai contoh, penggunaan metode dan peralatan kerja, perincian dari aktivitas produksi, perbedaannya dari sistem yang biasa dilakukan, berbagai perbaikan yang akan dilakukan, dsb.

Follow Up

Pada dasarnya, Superintendent akan membandingkan pencapaian yang diharapkan dengan realisasinya di lapangan. Folow-up tidak berfungsi sebagai penilaian atas suatu kinerja, namun lebih menyerupai misi untuk mencari berbagai penyimpangan dalam pelaksanaan.

Fungsi pertama dari follow-up adalah membantu Superintendent untuk melakukan identifikasi sesegera mungkin atas segala penyimpangan dari rencana. Yang kedua, tanpa adanya follow-up maka para karyawan akan merasa bahwa apa yang mereka kerjakan bukan hal yang penting karena Superintendent tidak peduli atas pencapaian mereka.

Negative Feedback

Pada saat melakukan follow-up, Superintendent akan segera mengetahui apabila terjadi penyimpangan dari rencana kerja, dan seringkali hal tersebut diasumsikan sebagai akibat dari faktor-faktor teknis. Namun ada kalanya penyimpangan terjadi karena anggota tim tidak menunjukkan perilaku yang mendukung ke arah pencapaian Goals. Dalam kasus ini kita dapat menggunakan negative feedback.

Konfrontasi terencana adalah salah satu sarana bagi Superintendent untuk memperbaiki perilaku yang kurang baik. Informasi spesifik yang diperoleh selama follow-up dan pemecahan masalah akan membantu dalam menciptakan konfrontasi yang efektif. Jangan melakukan konfrontasi berdasarkan desas-desus atau asumsi karena cenderung berdampak negatif. Biasakan melakukannya dengan data yang akurat.

Positive Feedback

Pada saat melakukan follow-up, Superintendent akan memperoleh cukup informasi yang relevan sehingga mereka dapat memberikan positive feedback apabila karyawan dapat mencapai kinerja yang diharapkan. Tanpa pendorong semacam ini, kinerja karyawan akan cenderung mengalami penurunan. Biarkan karyawan tahu apabila mereka telah melaksanakan suatu tugas dengan baik!

Memberi Bantuan

Merupakan tanggung jawab Superintendent untuk memberikan bantuan, namun jangan sampai berlebihan dan seolah-olah menggantikan pekerjaan anggota tim yang sedang dibantu. Hal ini akan membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan training maupun sumber daya tambahan, dan dapat diteruskan ke pihak manajemen untuk ditindaklanjuti.

Pemecahan Masalah

Dengan mengetahui berbagai hal yang terungkap dalam follow-up, maka kita juga dapat mempersiapkan diri untuk melakukan pemecahan masalah pada saat terjadi penyimpangan dari rencana kerja. Penting untuk diperhatikan bahwa setiap penyimpangan terkadang tidak bisa langsung diatasi dengan tepat. Mungkin permasalahan kecil sudah hilang, namun akar permasalahan masih belum terungkap.

Apabila kita hanya berusaha menyelesaikan permasalahan yang kecil maka kita hanya menghabiskan energi dan waktu. Pemecahan masalah dengan menggunakan analisis bertahap akan memberikan dampak jangka panjang. Keterlibatan pihak lain juga dapat membantu dalam meningkatkan efektivitas solusi yang diterapkan.

Membuat Laporan

Pelaporan merupakan ajang untuk mengomunikasikan informasi yang relevan kepada sesama anggota organisasi dalam Management Control System yang berlaku di IALK. Superintendent dapat mengambil bagian dalam pembuatan Laporan Superintendent yang dibicarakan dalam Daily Review Meeting (DRM). Hal yang menjadi pertimbangan kita adalah sebaiknya laporan bersifat terbuka dan apa adanya, dan pastikan bahwa informasi yang disampaikan dapat berguna bagi orang lain yang menerimanya dan dapat, atau akan, menghasilkan tindakan yang diperlukan.

“Leadership is an action, not a position."
(Donald H. McGannon)