![](https://multicaturperkasa.co.id/wp-content/uploads/2023/02/change-management.png)
Perubahan telah menjadi topik diskusi dalam organisasi-organisasi selama beberapa dekade ini. Debat yang tiada henti ini merupakan hasil dari dinamika pasar yang gagal diikuti banyak perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang mengabaikan perubahan sekarang tidak hidup lagi.
Perubahan, bagaimanapun suatu yang sulit bagi perusahaan-perusahaan. Menyokong perubahan ibarat meneriakkan seruan perang, kenyataannya adalah pengalaman yang keras. Ini disebabkan perubahan adalah sesuatu yang emosional, terutama dalam suatu organisasi yang besar.
Sebagai manajer/supervisor adalah sangat penting memahami proses ini dan kesulitan-kesulitan yang dialami setiap orang. Sebagai manajer pula, adalah tanggungjawab kita untuk senantiasa melihat berbagai peluang untuk perusahaan yang kemudian menciptakan perubahan bagi kemajuan perusahaan
MANAJEMEN PERUBAHAN
TAHAP 1: PENOLAKAN
Ini adalah tahap pertama yang dialami setiap orang. Ini dicirikan oleh penolakan terhadap kebutuhan perubahan karena orang dihadapkan pada motivasi yang bertentangan. Sebagai contoh, buruh tambang yang terancam oleh penutupan terowongan akan mempertahankan terowongan dan pekerjaan mereka dengan kekuatan, bukannya percaya bahwa kondisi kerja mereka sulit dan juga berbahaya.
Beberapa alasan penolakan bisa jadi karena :
- Terganggu disebabkan perubahan gaya hidup dan norma-norma.
- Ketidakjelasan rencana perubahan dan ini berakibat pada pekerjaan.
Penolakan dapat ditemukan dalam cara pengungkapan seperti, “Kita selalu mengerjakan segala sesuatu dengan cara ini“, “Bukankah kita menghasilkan keuntungan?“
Gejala-gejala yang ditunjukkan pada tahap ini adalah:
- Orang akan sering menemukan nilai dalam sistem mereka saat ini yang dikritik sebelumnya.
- Kelumpuhan dapat terjadi bila perubahan bersifat tiba-tiba dan drastis. Suatu masa persiapan yang agak panjang memungkinkan adanya diskusi ide-ide dan rencana perubahan yang nyata.
- Rasa harga diri dapat meningkat, terutama jika kehadiran orang luar mengancam peningkatan keutuhan kelompok.
- Jika harga diri meningkat, kinerja tidak akan meningkat. Hal ini disebabkan diskusi tentang perubahan yang akan datang menyerap energi dan waktu atau karena sistem di tempat yang mungkin mengadakan kembali peningkatan penampilan.
TAHAP 2: PEMBELAAN/BERTAHAN
Diskusi awal mengarahkan pada rencana dan program nyata. Ketika kenyataan menjadi dekat, orang harus mulai menghadapi tugas baru. Orang menyadari bahwa mereka harus datang menghadapi cara kerja baru, atasan-atasan baru, lokasi baru, dsb.
Gejala-gejala yang ditunjukkan dalam tahap ini adalah:
- Rasa tertekan dan frustasi karena ini bisa jadi menyulitkan berhubungan dengan segala sesuatu yang baru.
- Perilaku bertahan menjadi jelas dalam bentuk penolakan secara tertulis dan kesalahan yang ditemukan.
- Lebih sering ini diungkapkan dengan perilaku ritual. Orang menemukan cara mempertahankan teritorial mereka dan menolak membuat sistem bekerja.
Catatan:
Perilaku yang bertahan terlihat memiliki dampak terciptanya ruang dan waktu yang membolehkan orang menunda perubahan. Sudah barang tentu ini dapat dikurangi dengan menindaklanjuti secara teratur dan terus-menerus.
TAHAP 3: MELEPASKAN
Jika tahap sebelumnya orang terfokus pada masa lalu, maka pada tahap ini orang mulai meninggalkan masa lalu dan melihat pada masa depan. Ini memungkinkan untuk merasa optimis karena kenyataan hari ini terlalu banyak menghantui atau bahwa masa depan tidak seperti pertama terlihat.
Gejala-gejala yang ditunjukkan dalam tahap ini adalah:
- Perilaku yang diperlihatkan individu telah meperlihatkan diri mereka dengan perubahan yang sedang berlangsung.
- Mereka akan mulai bicara tentang hal ini secara terbuka dan positif.
- Mereka akan bertanya tentang perubahan tersebut.
- Mereka akan mengungkapkan pendapat mereka tentang itu.
- Orang mulai memecahkan masalah, mengambil tindakan dan juga memperlihatkan kepemimpinan.
- Kepercayaan diri mulai meningkat.
Catatan:
Kegagalan pada dasarnya adalah proses persepsi. Orang melihat bahwa perubahan adalah perlu. Diperlukan waktu bagi seseorang untuk membangun kembali identitas dan harga diri nya agar tumbuh dalam situasi baru tersebut
TAHAP 4: ADAPTASI
Ini dimulai dengan kesadaran. Setiap orang mulai mencoba situasi baru diri mereka sendiri, mencoba perilaku baru, bekerja dengan standar baru, dan menembus dinding perubahan. Lantas orang-orang belajar, sampai akhirnya, masalah teknik diketahui dan modifikasi untuk mengatasinya dibuat. Pada saat ini kemajuan pun tercapai.
Gejala yang ditunjukkan dalam tahap ini adalah:
- Pengambilan resiko menghadapi realitas baru telah menjadi bagian individu.
- Sering frustrasi terjadi karena lambatnya peningkatan penampilan. (Ini bukan penolakan terhadap perubahan, lebih merupakan konsekwensi dalam mencoba membuat agar sistem berjalan)
- Orang cenderung berusaha untuk membangun kembali identitas diri mereka sendiri yang mungkin terlihat terserang oleh perubahan yang diperkenalkan
TAHAP 5: PENDALAMAN/INTERNALISASI
Orang telah terlibat secara penuh dalam menciptakan kesuksesan sistem, proses dan organisasi baru. Hubungan antara orang dan proses telah dicoba, dimodifikasi dan diterima.
Gejala yang ditunjukkan dalam tahap ini adalah:
- Perilaku baru telah menjadi sesuatu yang normal dalam kerja sehari-hari.
- Orang mulai melihat bahwa sistem baru masuk akal (logis dan praktis).
- Pengertian mereka tentang sistem telah melewati mekanikal masuk ke arah yang lebih konseptual